Pernikahan itu ibarat kapal pesiar. Megah dan menakjubkan mata orang yang melihatnya. Sedang para jomblo diibaratkan orang yang berdiri di ujung dermaga, menyaksikan indahnya kapal dan berharap suatu saat bisa menaikinya.
Ditambah cerita para penumpang yang turun. Menggambarkan tentang mewahnya fasilitas yang didapatkan, sampai sekelas hotel berbintang. Semakin menambah semangat untuk juga segera menaiki kapal tersebut.
Tapi tahukah kamu?
Tujuan kapal dibuat bukan sekadar untuk bersandar dan menjadi hiasan belaka di tepi dermaga. Tapi untuk mengarungi luasnya lautan dan dalamnya samudera.
Sayang sekali, penumpang yang turun cuman menceritakan mewahnya kapal pesiar, tanpa menceritakan bagaimana perjalanan mereka dalam menyeberangi luasnya samudra.
Kenyataannya, belum sampai setengah perjalanan, ombak setinggi kepala menerjang kapal, mengagetkan para penumpang.
Sampai di tengah samudra, ombak tergantikan dengan hantaman badai setinggi kelapa, membuat oleng para penumpang, termasuk kapal itu sendiri.
Begitulah sebuah pernikahan, ketika melihatnya para jomblo tak sabaran untuk juga segera merasakan nikmatnya.
Ditambah cerita dan foto romantis sepasang kekasih halal yang bertebaran di dunia maya, menambah semangat jomblo untuk segera menyusul.
Mereka lupa bahwasannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga ada 1001 masalah yang menanti.
Sungguh bahtera pernikahan itu lebih indah dari segala imajinasi. Tapi dengan syarat, sebelum menaikinya harus menyiapkan diri. Baik itu mental, fisik, terlebih-lebih ilmunya. Agar seburuk apapun cuaca yang dihadapi, hati tetap tenang dan percaya diri dalam melewatinya.
Jadi, teman-teman jomblo fii sabilillah, udah siap naik kapal belum?