Ada beberapa alasan kenapa sampai sekarang aku belum bisa mengutarakan niat baik ini di hadapan orang tuamu. Lidah serasa kelu dan kaki pun masih kaku untuk menapaki ruang tamu rumahmu.
Alasan yang paling besar adalah karena modal yang belum cukup. Semua hati orang tua sama, ingin melihat anaknya hidup bahagia dan sejahtera, begitu pun orang tuaku dan orang tuamu.
Toh kita tidak sedang diburu waktu. Menunggu sampai cukup modal merupakan bentuk bakti dan tanggung jawabku kepada ortumu. Agar tiada lagi kekhawatiran di antara mereka esok lusa.
Alasan lainnya, di mata keluargaku, aku belumlah cukup dewasa. Berikan aku waktu beberapa rembulan lagi, akan ku yakin kan keluargaku, bukan dengan kata-kata, tapi tekad kuat yang tertuang dalam tindakan.
Aku akan belajar lebih keras untuk memperbaiki hidup, membuang sikap kekanakan, menjalankan tanggung jawab sebaik mungkin.
Alasan lainnya, agamaku masih berantakan. Tapi belakangan ini sedikit demi sedikit aku berusaha untuk belajar dan memperbaiki diri. Berusaha untuk selalu shalat berjamaah di masjid, membiasakan puasa sunnah, juga berguru ke beberapa ustadz tentang bab nikah.
Ini sangat penting, berharap aku cukup pandai tuk nahkodai bahtera kita ke surga-Nya Allah.
Aku sudah menentukan waktu baiknya, tapi sengaja kusembunyikan darimu. Takut jika hal-hal berjalan di luar rencana lantas hanya goreskan luka. Jadi bersabarlah sedikit lebih lama lagi.
Karena kamu begitu berharga, maka menjemputmu tak boleh biasa-biasa saja, haruslah megah, semegah gugusan bintang di langit semesta.