Pernah tidak kamu berpikir, bahwa sebenarnya hampir semua momen-momen dalam hidup ini semuanya serba tidak terasa?
Dahulu kita pernah SD, lalu tidak terasa masuk SMP, tidak terasa SMA, dan tiba-tiba tidak terasa sudah kuliah.
Bagi yang sudah menikah, mungkin akan mengatakan, “Tidak terasa ya, aku sudah menikah.” Setelah menikah, tidak terasa sudah punya anak satu.
Kemudian setelah punya anak sepuluh, “Tidak terasa, aku sudah punya anak sepuluh.”
Bahkan, ada di antara kita yang sudah hampir punya mantu. Dan tatkala sudah punya mantu, akan terucap, “Tak terasa ya, aku sudah punya cucu.”
Begitulah hidup kita ini, serba tidak terasa.
Yang paling berbahaya, ketika ‘tidak terasa’ ini kita ucapkan tatkala terbaring lemas di pembaringan tempat tidur seraya menunggu detik-detik malaikat maut datang menjemput.
“Tidak terasa, aku sudah akan meninggalkan dunia ini. Oh tidak, bekalku masih sedikit.”
Ini menunjukkan apa?
Ini menunjukkan bahwa betul-betul yang namanya dunia ini sebentar sekali. Betul-betul yang namanya dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding kehidupan akhirat.
Dunia sementara, akhirat selamanya.
Apa yang sudah kita siapkan?